Rabu, 09 Desember 2009

Semangat Cinta


Bulan desenber hampir mencapai pertengahan, sebentar lagi habis dan masuk tahun baru 2010, kita mesti banyak berefleksi terhadap berbagai hal yang terjadi yang kita alami dan kita lihat.
Beberapa hari yang lalu pada saat saya dalam perjalanan pulang kira2 jam 8 malam, karena lalu ilntas agak rame saya menegndarai motor tidak bisa terlalu cepat. Motor hanya kecepatan 10 saya mengikuti sepeda ontel yang dikendarai perempuan kurus tetapi kelihatan bersemangat dalam mengayuh sepedanya. Dia mengenakan baju lengan panjang putih tepatnya warna kusam / bulak berlengan panjang longgar. Dipadu dengan celana panjang hijau muda yang jelas tidak lagi baru, dan sepatu hak tinggi meskipum kelihatan sudah butut.
Sepeda yang dikendarai jauh dari layak, warna sepeda yang terlihat coklat karatan dan jelas sekali suaranya kemropyak tiap kali melewati jalan yang kasar. Saya tidak bisa melihat wajah perempuan itu tidak juga ketika saya telah mendahuluinya karena memang gelap. Sehingga saya tidak bisa memperkirakan berapa kira-kira usianya.
Sebetulnya tidak ada yang istimewa dari perempuan tersebut, hanya saya berpikir kira-kira apa yang menyebabkan dia begitu bersemangat seolah-olah ingin segera sampe di tempat tujuan.
Pikiran saya pada saat itu, pasti ia ingin segera sampai di rumahnya bertemu dengan orang yang dicintainya dan mencintainya. Kalau dia masih usia belia /remaja, mungkin pulang dari les atau kursus dan ingin segera bertemu bapak dan ibunya. Barangkali dia baru saja mendapatkan ilmu baru dan ingin segera menunjukkan kepada orang tuanya. Atau kalau dia seorang ibu, pasti baru saja pulang kerja dan ingin segera bertemu dengan anak dan suaminya di rumah, pasti kedatangannya sangat ditunggu-tunggu, baik dengan membawa buah tangan maupun tidak. Yang pasti dia begitu bersemangat, dengan kondisi yang seperti itu seorang perempuan kurus malam-malam mengayuh sepeda karatan, menyusuri jalan kehidupan yang keras.
Satu harapan yang mendorong ia melakukan semuanya karena cinta. Cintanya kepada orang-orang di dekatnya, cintanya kepada dirinya, cintanya kehidupannya dan cintanya kepada yang memberi hidup.
Jangan berhenti raihlah cinta sejati, karena itu yang memberi hidup