Selasa, 24 Maret 2015

Hukum Ketiga Newton

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa gaya aksi sama dengan reaksi. Gaya-gaya disebut sebagai pasangan aksi dan reaksi, ketika kedua gaya itu berlawanan arah dan berasal dari titik yang berbeda. Di sekolah menengah sering dicontohkan benda yang diletakkan di atas permukan lantai mendatar, maka berat benda secara otomatis akan menekan - memberikan gaya - pada lantai, sehingga ada gaya dari benda ke arah lantai. Maka sebagai reaksi, dari lantai akan ada gaya normal yang mengarah ke benda. Menurut Newton besarnya gaya aksi selalu sama dengan gaya reaksi, dan gaya reaksi muncul setelah ada aksi, dan besarnya selalu sama.
Tidak terasa, kita setiap hari, secara sengaja atau tidak sengaja selalu beraksi dan tentu aksi yang kita lakukan mengarah pada pihak tertentu yang direspon oleh pihak lain sebagai bentuk reaksi. Sesuai dengan hukum ketiga Newton, jika aksi kita kecil, samar-samar, tidak telalu mencolok, maka reaksi yang muncul juga tidak tampak secara jelas. Lain halnya jika kita beraksi dengan keras dan terang-terangan atau frontal, maka tentu reaksi yang muncul juga akan keras.

Tetapi kita adalah manusia yang memiliki kekuatan atau potensi non fisik seperti otak, pikiran, perasaan, nafsu, hati, atau ruh, atau apalah istilahnya, segala potensi non fisik yang akan mengendalikan segala tingkah laku manusia. Sehingga tidak semestinya manusia melulu seperti benda (mati) yang hanya bereaksi ketika ada aksi, yang hanya bertindak ketika ada perintah atau komando. Dengan potensi pikiran dan perasaan manusia harus lebih proaktif terhadap segala sesuatu, bukan menjadi reaktif. Tanpa sebabpun seharusnya manusia bertindak dan berlaku menurut pikiran dan perasaan, bisa membedakan mana yang baik dan tidak dan mana yang perlu dan tidak perlu.
Menurut Steven Coevy, dalam bukunya Seven Habit Highly efektif, salah satu habit atau kebiasan pertama yang harus ada pada seseorang agar menjadi manusia yang efektif adalah proaktif. Proaktif adalah bertindak sesuai prosedur, bertindak sesuai aturan, bertindak sesuai undang-undang, bertindak sesuai kitab suci pegangan hidup. Jika aturan sebagai pegawai kita harus datang jam tujuh, maka kita datang jam tujuh. Tidak perlu menunggu dipanggil atasan, tidak perlu terpengaruh teman2 yang suka terlambat. Sehingga muncul pikiran, "yang lain datang terlambat tidak apa-apa", yang seperti itu tidak perlu dihiraukan, jadilah pribadi yang efektif, jadilah proaktif. Tidak perlu menunggu atasan marah, tidak perlu diperingatkan, baru melakukan. Sayangnya terlalu banyak orang reaktif di sekeliling kita, sehingga segala sesuatu menjadi lambat dan sangat tidak efektif.

Sabtu, 07 Februari 2015

Jangan Gelisah


Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi - yang pernah saya dengar - yang isinya kira-kira, "Wahai anak adam mengapa kamu gelisah dan risau, padahal segala kebutuhanmu pasti aku cukupkan, dan mengapa kamu berfoya-foya dan bersuka cita secara berlebihan, padahal umurmu semakin berkurang". Ada dua urusan yang disorot dalam hadits qudsi tersebut, yaitu urusan rejeki dan urusan umur.
Aktivitas orang setiap hari adalah bekerja - baik di kanor maupun di lapangan / lahan - untuk mencari nafkah, jelasnya untuk makan. Karena setiap 2 atau 3 jam - yang kuat bisa sampai 6 jam - perut manusia mulai terasa perih, lapar, dan minta diisi. Oleh karena itu manusia berusaha memenuhinya dengan mencari makanan, atau membeli, atau membuat / memasak. Tetapi, perkembangan budaya membimbing manusia untuk tidak hanya mencari makanan untuk saat itu atau hari itu. Melainkan juga membuat persediaan untuk makan nanti malam, esok hari, bulan depan, tahun depan, nanti kalau sudah pensiun, bahkan untuk anak cucunya, dan untuk tujuh keturunan berikutnya dan seterusnya. Semacam tidak percaya bahwa anak cucunya kelak bisa memiliki rejeki sendiri, hal itu yang disorot hadis di atas.
Sehingga orang rela, melakukan berbagai upaya bahkan menghalalkan segala cara untuk menimbun dan mengumpulkan harta sebanyak mungkin, tidak peduli nabrak sana nabrak sini yang penting meraup dan meraup. Mungkin hal itu yang menghinggapi para pemegang otoritas di negeri yang korup, merasa gelisah dengan kebutuhan makannya hari ini besok minggu depan tahun depan, makan anak dan cucunya, sehingga perlu dipersiapkan sekarang dngan ditimbun ditumpuk-tumpuk. Ternyata hal itu tidak cukup membuat dirinya cukup nyaman dan tenteram, masih saja gelisah dan risau.
Seolah tidak percaya bahwa Allah akan mencukupinya, seperti ulat di bawah ini. Ulat ini sudah beberapa hari - setahu saya 3 hari - sendirian di pohon jeruk kecil yang tumbuh dengan sendirinya di depan teras rumah. Pohon - belum jadi pohon cuma cukulan - jeruk itu tingginya kira-kira 10 cm daunnya tidak sampai 10 lembar, tetapi rupanya cukup menghidupi seekor ulat berwarna hijau panjangnya kira2 2 cm. Setiap hari saya mengamatinya, dan setiap hari saya bertanya-tanya, 
"Siapa juga yang menaruh ulat di situ",
"Kenapa memilih di pohon kecil, padahal di atasnya ada pohon klengkeng yang lebih besar", pohon klengkeng yang belum lama saya tanam itu daunnya sama sekali tidak ada ulatnya.
"Apa cukup daunnya untuk kebutuhan makannya seumur hidup"
"Apakah nantinya akan disitu terus"
"Teman lainnya kemana, kok sendirian, memang sih lebih baik sendirian kan daunnya cuma sedikit".
Bagi yang percaya dengan hadits di atas, akan berkata, "ulat saja yang sekecil dan seremeh itu diberikan rejeki, disediakan makanan sesuai dengan kebutuhannya". Karena ia ulat jeruk - berwarna hijau kepalanya seperti berhelm - maka diberikan ia daun jeruk, tidak ditaruh di atas daun kelengkeng yang lebih banyak dan lebar. Kalau saya hitung dari bekas daun yang sudah dimakan kiar-kira sudah menghabiskan 4 helai daun jeruk, saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, bagaimana kalau daunnya akhirnya habis semua? Semoga selama dia nyaman disitu tidak ada yang mengganggu.

Minggu, 25 Januari 2015

Pantulan Keberhasilan

Orang bijak bilang , "hidup ini seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah". Itulah dinamika kehidupan, selalu ada dua hal yang selalu silih berganti, ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada sedih ada gembira, ada kesulitan ada kemudahan, dan ada kalanya seseorang berada puncak kesuksesan ada kalanya jatuh di titik nadir. 
Rasanya tidak ada orang bisa berhasil tanpa melalui kegagalan. Seperti Einstein katakan, semakin sering kita mencoba maka semakin sering mengalami kegagalan, sedikit mencoba maka jarang mengalami kegagalan, tidak pernah mencoba maka tidak pernah gagal, tetapi apa yang diperoleh?. Tidak mendapatkan apa-apa. Oleh karena itu, kesulitan, rintangan, kegagalan atau kejatuhan adalah sebuah keniscayaan yang semua orang akan mengalami. Keberhasilan atau kesuksesan seseorang bukan pada seberapa besar hasil yang dicapai, bukan pada seberapa banyak hasil yang diraih, tetapi seberapa banyak masalah atau kesulitan atau rintangan atau cobaan yang telah berhasil diatasi. Dan, keberhasilan adalah bukan hasil akhir, melainkan sebuah proses, artinya keberhasilan  adalah sesuatu yang berproses berkembangan dan terus berjalan. Oleh karena itu, Steven Covey mengatakan, keberhasilan seseorang tergantung dari keberhasilan dan aktivitas sehari-hari. Jika dari hari ke hari seseorang telah  melaksanakan tugas dengan baik, terus menerus dan langgeng sudah barang tentu dia berhasil dalam hidupnya.

George S.Patton mengatkan, "aku tidak melihat seberapa tinggi kamu berhasil memanjat, tetapi yang aku lihat adalah seberapa tinggi kamu mampu memantul ketika terjatuh". Apa yang dikatakan Patton adalah untuk menunjukkan bahwa setiap orang pasti akan mengalami kejatuhan, dan semua harus bersiap untuk jatuh, kemudian segera bangkit dan melupakannya dan mencari inovasi baru untuk kembali memanjat. Orang dikatakan berhasil jika seseorang tersebut mampu memanjat lebih tinggi lagi setelah kejatuhannya. Seperti pegas atau per, semakin ditekan maka akan memberikan pantulan yang semakin tinggi. dan, semakin ditarik maka akan memberikan gaya dorongan yang lebih keras.
Oleh karena itu perlu kita belajar dari pegas atau per, yang mampu memantul dan mulur atau molor. Pegas memiliki sifat elastis. 

Dalam fisika, benda elastis mempunyai pengertian benda yang mampu berubah bentuk dan ukurannya ketika mendapatkan gaya, dan mampu kembali ke ukuran dan bentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Karet pentil jika ditarik akan molor semakin panjnag, tetapi jika gaya dihilangkan karet pentil akan kembali ke ukuran semula. Ketika kita duduk di sofa yang empuk, sofa tersebut akan mampat dan ketika badan kita angkat maka sofa akan kembali ke bentuk semula. Itulah benda-benda elastis. Pegas atau per demikian halnya, mampu memnjang jika ditarik dan mampu memendek jika ditekan, dan akan kembali ke bentuk semula jika gaya tarikan atau tekanan dihilangkan.
Dalam keadaan normal pegas berada pada ukuran sebenarnya atau keseimbangan. Jika pegas ditarik atau ditekan menyimpang dari keadaan seimbang, maka pegas menyimpan energi potensial. dan energi potensial ini akan dilepaskan untuk mendorong pegas mencapai keadaan semual. Semakin besar pegas menyimpang dari titik seimbang, maka energi potensialnya semakin besar yang berarti menyimpan potensi energi untuk bergerak lebih cepat. Seseorang semestinya mamiliki energi potensial ketika sedang terjatuh, dan hal itu menjadi potensi tersendiri untuk kembali bangkit dan memantul setingi-tingginya. Sehingga tidak ada alasan bagi seseorang untuk jatuh dan langsung hancur, dan menjadi tidak berguna. Hal itu sama halnya dengan benda keramik atau gerabah atau kaca, yang tidak memiliki sifat elastis sedikitpun. Indah di luar tetapi mudah hancur dan tidak mampu menyimpan potensi energi yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Oleh karena itu mari belajar dari pegas atau per yang bersifat elastis, tahan banting, dan mampu bangkit dari berbagai macam tekanan 

Kamis, 15 Januari 2015

Hukum Thermodinamika Satu

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi itu kekal, tidak pernah habis. Energi hanya berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Matahari dianggap sebagai sumber energi utama menghasilkan panas, yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat di sebagian tempat, sehingga tekanan udara berbeda antara belahan bumi yang satu dengan yang lain, maka terjadilah aliran udara. Dalam hal ini energi matahari telah bertransformasi menjadi bentuk energi gerak, yang menggerakan material gas di atmosfer bumi. Banyak peristiwa-peristiwa lain yang berkaitan dengan energi mudah yang dipahami sebagai peristiwa yang di sebabkan dan diawali oleh energi matahari.

 Pada kejadian yang lebih spesifik, misalnya bensin. Bensin sebagai salah satu bahan bakar pada kendaraan bermotor, mampu melakukan pembakaran di dalam mesin, sehingga menimbulkan energi gerak pada motor. Gerak yang ditimbulkan bisa ditransformasi menjadi bentuk lai, misalnya menjadi energi listrik melalui alat dinamo atau generator. Setelah menjadi listrik bisa diubah ke berbagai bentuk energi lain sesuai yang diinginkan manusia - karena saat ini teknologi yang sangat maju - seperti, gambar atau visual, suara, atau gelombang elektromagnetik yang bisa ditransformasikan ke bentuk lain yang lebih canggih.

Khusus pada sistem gas di dalam ruang tertutup juga terjadi dinamika perubahan energi sebagaimana pada material yang lain. Di dalam sistem gas, gas juga mampu menyerap ataupun melepas energi (kalor), gas mampu melakukan kerja, dan gas juga bisa menambah energi potensialnya (energi dalam). Menurut hukum Thermodinamika ke satu, setiap energi yang diserap oleh sistem gas akan berpengaruh pada energi dalam atau pada kerja yang dilakukan oleh gas. Pada hukum thermodinamika, membahas dua hal penting yaitu energi dan kerja. Kerja yang dilakukan oleh gas tergantung dari energi yang diserap atau digunakan, atau diberikan kerja agar timbul energi. Di antara energi dan kerja terdapat energi dalam sistem gas, yang berpengaruh pada tingkat efisiensi dari sistem yang bekerja.

Sebagian energi yang diserap oleh sistem gas akan digunakan gas untuk menambah energi dalam (potensial), dalam bentuk panas (suhu tinggi). Jika terlalu banyak energi yang digunakan untuk menambah energi dalam, maka kerja yang dilakukan kecil. Artinya mesin bekerja tidak efisien, banyak energi yang terbuang menjadi panas di dalam mesin. Mesin yang bekerja dengan efisiensi yang baik, tidak banyak menimbulkan panas yang terbuang, perubahan energi dalam yang terjadi kecil, sehingga kerja yang dilakukan besar. Dalam bahasa yang sederhana, terjadinya efek panas yang berlebihan pada mesin itu menimbulkan mesin bekerja tidak efisien. Hal itu bisa terjadi karena, perangkat atau elemen sistem / mesin yang tidak bekerja dengan baik. Untuk meningkatkan efisiensi sistem, maka harus diperbaiki terlebih dahulu perangkat atau elemen-elemen penyusun sistem tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dengan masalah efeisiensi dalam kegiatan atau aktivitas. Hukum thermodinamika telah mengajarkan, bahwa untuk meningkatkan efisiensi maka tidak boleh ada banyak energi yang hilang menjadi panas di dalam sistem. Ibarat sistem tuadalah tubuuh kita, maka setiap makanan - sebagai sumber energi - yang masuk ke dalam tubuh akan diolah oleh sistem tubuh menjadi bentuk energi. Ada beberapa orang yang memiliki efisiensi tubuh yang baik, setelah memakan makanan yang sesuai ia memiliki energi untuk berbagai aktivitas seharian. Sepanjang hari aktivitasnya tinggi, tidak tampak loyo, sehinga  produktivitasnya pun sangat bagus. Di satu sisi ada orang yang makannya banyak, hobinya makan, tetapi baru bekerja beberapa jam sudah mengantuk, baru menyelesaikan beberapa halaman laporan sudah minta istirahat. Jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh sama, tetapi kerja yang dihasilkan bisa berbeda, berarti penambahan energi dalam yang berbeda terjadi pada tubuh mereka. Orang dengan efisiensi tubuh yang bagus, tidak banyak energi dalam yang tertimbun di dalam tubuh, semaksimal mungkin energi yang diserap dikonversikan menjadi energi. Sebaliknya, orang dengan efisiensi tubuh yang rendah, energi yang tertimbun di dalam tubuh (dalam bentuk lemak) lebih besar, sehingga energi yang dikeluarkan sangat kecil. Tidak heran, jika orang dengan tubuh seperti ini, semakin hari semakin tambun dan semakin sulit untuk diajak kerja keras yang memerlukan banyak energi.

Sebagaimana di dalam tubuh seseorang atau di dalam sistem mesin, di dalam sebuah lembaga pun berlaku hukum kekekalan energi seperti yang digambarkan di dalam hukum thermodinamika. Di dalam lembaga yang berorientasi pada laba (profit oriented) entu tujuannya adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Sedangkan pada lembaga yang berorientsi pada pelayanan publik, maka pelayanan sebaik-baiknya pada masyarakat menjadi tujuan utama. Dengan sejumlah energi (modal) diharapkan hasil yang semaksimal mungkin baik laba ataupun kualitas pelayanan. Jika laba atau kualitas pelayanan yang diharapkan tidak terwujud, sudah barang tentu sistem yang ada tidak bisa bekerja dengan baik. Terjadi banyak distorsi energi yang semestinya dikonversikan menjadi energi, tetapi justru menjadi panas di dalam sistem. Panas di dalam sistem akan semakin panas dan merusak seluruh elemen yang berarti kerusakan akan semakin kompleks dan parah. Sebagaimana sistem mesin, maka elemen atau onderdil yang sudah usang harus diganti atau diperbaiki. Hal itulah yang mungkin akan dilakukan oleh Menteri Perhubungan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerja di dalam tubuh Kementerian Perhubungan khususnya Perhubungan Udara. Sehingga diharapkan, menjadi lembaga yang profitable dengan tidak mengesampingkan kualitas pelayanandan tingkat keselamatan penumpang.