Jumat, 26 Februari 2016

Hukum Kekekalan Energi

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi di alam ini tetap atau konstan, tidak berkurang ataupun bertambah. Yang terjadi hanyalah perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Bunyi berubah menjadi panas, atau listrik berubah menjadi bunyi kemudian menjadi panas, atau panas menjadi mekanik kemudian menjadi listrik dan panas, dan lain lainnya.

Kita sering salah dalam memandang dan menilai sebuah peristiwa. Lebih tepatnya manusia memiliki keterbatasan dalam melihat sebuah peristiwa. Dalam kehidupan ini ada sebuah nilai obyektif yang sifatnya mutlak tidak bertambah ataupun berkurang. Mirip dengan energi hanya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sedangkan manusia hanya berupaya mengambil keuntungan atau mengambil manfaat pada satu sisi atau satu bentuk saja. Kita sejak kecil terbiasa dengan pola pendidikan yang memberikan penilaian pada satu sisi - itu cocok untuk anak kecil - seiring perkembangan psikologis hal itu tidak ada upaya menyesuaikan. 

Sewaktu saya kecil, desa atau wilayah yang lebih utara dari tempat tinggal saya dianggap lebih buruk, lebih terbelakang, lebih tertinggal, karena semakin jauh dari pusat kota. Sebaliknya yang berada di tempat lebih dekat ke arah kota dianggapnya lebih baik, lebih maju, dan lebih bernilaiatau lebih bergengsi. Pandang sebuah tempat yang terletak antara Bandung dan Jakarta. Jika suatu tempat tersebut semakin jauh dari Bandung, bukankah tempat itu semakin dekat dengan Jakarta. Sebaliknya jika tempat itu semakin jauh dari Jakarta akan semakin dekat ke Bandung?. Secara geografis bumi itu bulat jika bergerak ke utara terus menerus munculnya akan ke selatan, demikian pula sebaliknya. Itulah pola pikir anak kecil, belum mampu memandang luas dan jauh.

Namun demikian, tidak sedikit orang yang masih terbawa pola pikir anak kecil yang melihat atau menilai sesuatu hanya dari satu sudut pandang yang sempit. Pola pikir yang hanya menilai dari apa yang nampak - secara lahiriah saja - pola pikir yang tanpa melihat latar belakang dan 'gandeng rentengnya' keadaan atau peristiwa. Orang yang berpenampilan rapi bersih harum, menggunakan mobil mewah nan mengkilap, dianggapnya lebih pantas di hormati, Orang yang terkenal, wajahnya rupawan, bicaranya meyakinkan dianggap lebih mulia, lebih berderajat, dan lebih bahagia hidupnya. Setiap kelebihan pada satu sisi akan mengakibatkan kekurangan pada sisi yang lain. Ada istilah, "ada harga yang harus dibayar pada setiap kesuksesan". Sehingga janganlah memandang sebuah kesuksesan hanya bentuk suksesnya saja. Janganlah memandang seorang juara dengan hanya melihat kehebetannya, hanya meng-irikan pada kekayaannya dan ketermashurannya, tetapi pandangnlah usahanya sejak lama, lihatlah sulitnya mengelola kekayaan yang ternyata tidak sederhana, lihatlah rumitnya hidup sebagai bintang (aris) terkenal,serta bagaimana me-manaj diri agar bisa hidup normal - layaknya manusia normal. Banyak contoh di negeri ini, bagaimana orang yang tidak mampu mengelola diri dengan baik karena ketermashurannya hingga akhirnya terpuruk.

Jadi, intinya jika hidup berjalan secara baik, maka tidak akan ada yang hilang dan tidak akan ada yang bertambah. Kelebihan pada satu sisi akan mengurangi pada sisi yang lain, sebaliknya jangan risau jika kehilangan atau kekurangan pada salah satu sisi, karena akan dilebihkan pada segi yang lain. Seperti hukum kekekalan energi di dalam pelajaran fisika, tidak ada energi yang hilang, hanya berubah bentuk dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Demikian halnya dengan keadaan seseorang, jika pada satu sisi terdapat kelebihan, maka sisi yang lain pasti ada kekurangan. Tugas sulit dan berat dalam hidup ini adalah mencari keseimbangan di antara dinamika kehidupan. Tidak ada energi yang satu lebih penting dari energi yang lain, tetapi keberadaan energi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.