Visi SMANOR adalah mencetak atlet profesional yang berkarakter jujur, tangguh, dan peduli lingkungan, dan kreatif. Hal ini harus disepakati terlebih dahulu, sehingga arah dan tujuan kita membangun karakter siswa bisa seragam.
Berdasarkan konsep Ki Hajar Dewantara, mengembangkan dan melatih seseorang didasarkan atas empat hal yaitu : olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Pada masing-masing komponen bisa dirinci menjadi banyak nilai yang bisa diambil. Namun, tidak semua serta merta bisa diterapkan di SMANOR, hanya nilai-nilai tertentu yang dianggap relevan dengan pembentukan karakter atlet yang perlu ditekankan. Misalnya, nilai karakter olah pikir adalah kreatif, nilai karakter olah hati adalah jujur dan amanah, nilai karakter olah rasa adalah peduli dan suka menolong, dan nilai karakter olah raga adalah disiplin dan tangguh. Untuk yang terakhir, seharusnya tidak perlu dibahas, karena aktivitas sehari-hari siswa SMANOR adalah olahraga sehingga semestinya para pelatih sudah harus mengembangkan sendiri nilai-nilai dalam berlatih.
Yang kedua, framework dalam mencapai tujuan SMANOR adalah Sekolahan. Hal ini juga harus disepakati, agar setiap aktivitas perencanaan dan pengembangan terorientasi pada keberlangsungan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran ditambah kepelatihan, dalam koridor sekolah berasrama.
Berdasarkan aktivitas utama sehari-hari siswa SMANOR adalah : sekolah, latihan, dan istirahat. Maka yang harus dibenahi dan diharapkan berperan dalam membangun karakter siswa adalah sekolahan dalam hal ini guru, kepelatihan dalam hal ini pelatih, dan keasramaan dalam hal ini pengelola asrama. Ketiga unsure tersebut harus saling bahu membahu, dan berkoordinasi, agar pembentukan karakter siswa bisa berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah rumusan pokok-pokok pikiran yang harus dilaksanakan masing-masing komponen dalam pelaksanaan ketertiban siswa dalam menunjang pembentukan karakter siswa SMANOR.
A. Guru
Peran : Merupakan pelaksana utama pendidikan karakter siswa
Merupakan sumber utama pengetahuan tentang nilai karakter
Merupakan figure contoh / tauladan
Tugas :
Membuat perencanaan program pendidikan karakter, baik yang eksplicit naupun yang implicit di dalam RPP.
Memberikan penjelasan kepada siswa tentang maksud dari pendidikan karakter.
Menginformasikan kepada siswa tentang pengertian unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di SMANOR.
Menginformasikan kepada siswa perilaku-perilaku yang harus dikedepankan dan yang harus dikesampingkan.
Memberikan contoh tindakan-tindakan yang menunjukkan nilai karakter SMANOR.
Menampilkan diri sebagai figure yang berkarakter SMANOR (kreatif, jujur dan amanh, peduli dan suka menolong, serta tangguh dan disiplin).
Memberikan reward (hadiah) bagi yang menjalankan dan memberikan punishment (hukuman) bagi yang melanggar.
Membuat catatan tentang progress / perkembangan dan kendala, pelaksanaan pendidikan karakter.
Membuat evaluasi tentang pendidikan karakter.
B. Pelatih
Peran : Pelaksana pendidikan karakter khususnya yang berkaitan dengan olah raga
Merupakan figure contoh dan tauladan
Tugas :
Menekankan pentingnya nilai disiplin dan tangguh di dalam latihan maupun di luar latihan.
Memberikan reward (hadiah) bagi yang menjalankan dan memberikan punishment (hukuman) bagi yang melanggar dalam latihan.
Membuat catatan tentang pelanggaran yang dilakukan siswa dan menyampaikan kepada wakasek kesiswaan.
Membuat evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di dalam latihan
C. Pamong Asrama / Graha
Peran : Penjaga karakter siswa
Pengawas karakter siswa
Tugas :
Mendukung terlaksanannya pendidikan karakter.
Melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa selama di asrama.
Meluruskan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai karakter SMANOR, jika diperlukan.
Memberikan penjelasan / nasehat seperlunya kepada siswa di asrama, jika diperlukan.
Menegur siswa yang melanggar etika, jika diperlukan
Menampilkan diri sebagai figure yang berkarakter SMANOR (kreatif, jujur dan amanah, peduli dan suka menolong, serta tangguh dan disiplin).
Membuat catatan tentang pelanggaran yang dilakukan siswa dan menyampaikan kepada wakasek kesiswaan.
Mendisiplinkan dan Menertibkan Siswa
Pendidikan karakter di SMANOR dilaksanakan dengan prinsip ketauladanan dan pembiasaan. Ketauladanan melalui guru, pelatih, karyawan, dan pamong asrama. Sedangkan pembiasaan dilaksanakan dengan membiasakan siswa melakukan tindakan tertentu, bila perlu harus dipaksa agar menjadi terbiasa.
Perihal yang harus dibiasakan adalah melaksanakan tata tertib. Oleh karena itu pelaksanaan tata tertib menjadi prioritas utama dalam membentuk karakter siswa. Adapun tata tertib yang harus dilaksanakan terdiri dari : tata tertib sekolah di bawah pengawasan guru, tata tertib asrama di bawah pengawasan pamong asrama, tata tertib latihan di bawah pengawasan pelatih. Setiap pelanggaran tata tertib adalah pelanggaran sekolah yang penanganannya dilakukan oleh wakasek kesiswaan.
Ada banyak poin-poin tata tertib yang harus dilaksanakan, dan yang harus dilarang. Tetapi, tahap awal sebaiknya pelaksanaan kedisiplinan dan ketertiban difokuskan pada beberapa poin utama yang selama ini frekuensi pelanggarannya paling besar, diantaranya : bolos sekolah, terlambat sekolah, ber-HP di sekolah, keluar area sekolah. Selain itu ada beberapa poin tata tertib yang perlu dibina dan dibiasakan ke siswa, diantaranya : berseragam lengkap dan baik, beribadah dengan tertib, makan bersama, tidur di kamar sesuai dengan tempatnya, tidak kembali ke asrama selama jam sekolah. Sedangkan berikut ini pelanggaran yang tergolong tidak diampuni, yaitu : memiliki video porno, memiliki narkoba, memiliki senjata tajam, merokok di lingkungan sekolah, berpacaran (vulgar, tidak senonoh).
Agar pelaksanaan program tersebut bisa berjalan, tentu tidak terlepas dari implikasi, diantaranya : petugas (guru, pelatih , pamong asrama) harus lebih dahulu tertib dan mempersipakan diri, dibutuhkan beberapa perangkat atau format untuk mencatat kejadian. Disamping itu, karena penegakan disiplin dan ketertiban ini bukan untuk sesaat, seminggu atau sebulan ke depan, maka petugas (guru, pelatih dan pamong asrama) harus benar-benar ekstra bekerja keras, stabil dan konsisten. Program ini perlu ditunjang pula dengan sarana seperti : bel sekolah, bel asrama atau kantin, tulisan berupa slogan pembangkit semangat. Tetapi, hal ini mungkin belum bisa diwujudkan karena menunggu selesainya pembangunan gedung.
Berikut ini tindakan yang perlu dilakukan masing-masing komponen untuk mendisiplinkan dan menertibkan, diantaranya :
Pamong Asrama
o Memegang catatan daftar induk nama siswa yang memuat identitas siswa, cabang olahraga, kelas, nomor kamar.
o Setiap saat mengawasi aktivitas siswa dan menandai bila terdapat sesuatu yang khusus.
o Membimbing/memberitahu siswa untuk melakukan sesuatu dengan tertib.
o Memastikan siswa berlaku tertib sesuai ketentuan asrama.
o Membuat catatan dan melaporkan kepada wakasek kesiswaan, bila terjadi pelanggaran di kelas
o Memberikan surat rekomendasi/ijin siswa tidak masuk sekolah kepada guru / wali kelas
o Memberikan surat rekomendasi siswa berobat ke poliklinik kepada Kasubag TU, wakasek kurikulum, dan satpol PP.
o Memberikan surat rekomendasi/ijin siswa untuk keluar area sekolah pada jam di luar sekolah dan latihan.
o Membawa siswa yang sakit ke poliklinik
Guru
o Mengatur jadwal piket, dan membagi tugas antara piket kelas (untuk memastikan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik), piket ketertiban (dimulai jam 07.00 pagi di asrama, untuk memastikan bahwa siswa berlaku tertib sesuai ketentuan).
o Para guru piket membuat laporan harian dan menyerahkan kepada wakasek kesiswaan.
o Wakasek kesiswaan memproses tindakan untuk siswa yang melakukan pelanggaran.
o Wakasek kesiswaan berkoordinasi dengan BK, perihal siswa-siswa yang cenderung melakukan pelanggaran untuk dibina.
o Guru BK ikut mendampingi guru piket ketertiban, untuk mendapatkan data perilaku siswa melalui pengamatan langsung.
o Wakasek berkoordinasi dengan Kasek untuk memanggil orang tua siswa yang melakukan pelanggaran berat.
o Kasek dan BK menemui orang tua siswa untuk menyelesaikan kasus siswa.
o Guru kelas memberikan laporan kepada BK, perihal siswa yang cenderung tidak tertib, cenderung putus harapan, cenderung tidak sehat, untuk dilakukan pembinaan.
Pelatih
o Memimbing siswa (sebagai atlet) untuk berdisiplin dan tertib.
o Berkoordinasi dengan BK dan wkasek kesiswaan bila ada siswa bermasalah.
o Memberikan rekomendasi/ijin siswa untuk tidak sekolah atau berobat karena cedera dan meyampaikannya ke guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar