Rosulullah saw diturunkan ke bumi dengan misi menyempurnakan akhlak umat manusia. Kesempurnaan akhlak menjadi nilai yang tak tertandingi, dalam seruannya Allah berfirman (An-Nahl 90) : Inallaha ya’muruna bil adli wal ikhsan, wa itta idzil qurba wa yanha ‘anilfkhsa’I wal munkar wal bahgyi ya’i zhukum la’alakum tadzakarun. Berbuatlah adil dan kebaikan membantu kerabat dan jangan berbuat keji dan munkar dan jangan bermusuhan. Dia memberikan pengajaran agar kamu senantiasa mengambil pelajaran.
Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat adil dan berbuat kebajikan. Adil bersumber dari hokum sedangkan kebajikan bersumber dari akhlak mulia. Disini akhlak memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari adil, oleh karena itu belum cukup bila kita hanya berbuat adil melainkan harus dilanjutkan ikhsan.
Adil akan memberikan kepastian hokum, memberikan kejelasan kedudukan antara benar dan salah, halal dan haram, tetapi keadilan tersebut akan terasa indah bila diikuti dengan kebaikan-kebaikan. Contohnya : Imam masjid memakai celana jins dan berkaos, secara hokum boleh. Di sini baru dipenuhi aspek adil yang bersumber dari hokum. Tetapi secara akhlak belum tergolong mulia, akan lebih baik jika mencontoh apa yang dilakukan rasulullah.
Ketika Rasulullah berda’wah di Thaif , beliau dilempari batu hingga berdarah-darah mukanya giginya patah. Beliau merasa tugas yang diembannya begitu berat sehingga do’anya didengar oleh Allah, seketika diutuslah dua malaikat. Malaikat berkata :…ya rosul Allah mendengar semua caci maki mereka kapadamu, sekarang perintahkan kapadaku apakah harus kuledakkan saja gunung itu agar mereka terkubur di dalamnya. Jawab rasulullah … jangan, malah beliau berdo’a…ya Allah berilah petunjuk kepada hambaku sesungguhnya mereka itu kebanyakan tidak tahu.
Seandainya rasulullah mengiyakan apa yang dikatakan malaikat maka selesai. Tetapi karena keluhuran budi beliau malaikat tidak diperbolehkan melakukan itu. Beliau tahu betul seandainya memerintahkan kepada malaikat untuk menimpakan gunung kepada para ornag quraish itu adil sccara hokum syah. (ada ayat yang mengatakan….jika kamu disakiti maka balaslah dengan menyakiti yang setimpal, tetapi bila kalian berkenan memaafkan itu yang utama). Ada banyakcontoh lain yang bias kit aperbuat untuk melakukan kebaikan setelah syarat hukumnya dibenarkan.
Di bulan puasa kita perbanyak berbuat baik dengan tidak mengabaikan factor adil/benar, jangan sampai melakukan kebaikan tetapi justru syarat adilnya tidak dipenuhi. Oleh karena itu banyak belajar tentang Islam agar kita senantiasa tidak salah dalam mengambil sikap dan perilaku,dengan begitu. Tidak ada ruginya orang berbuat baik karena dalam surat Al-Isra’ 7 …In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum falaha. Sesungguhnya jika kamu berbuat baik maka kebaikan itu untuk kamu sendiri, sebaliknya jika kamu berbuat jahat itu juga kepada dirimu sendiri.
Kamis, 08 Oktober 2009
Kamis, 01 Oktober 2009
Bebal
Rabu petang Padang-Pariaman dilanda gemap hebat, memakan korban yang begitu banyak, suasana keprihatinan tidak tergambarkan lagi, anak2 panik menangis kesana kemari meinta perlindungan sang ibu yang juga bingung atas kejadian yang baru saja dialami. Pelajar yang sedang menuntut ilmu ditimbun begitu saja dengan beton yang keras dan berat, tanpa sempat mengaduh ataupun berteriak minta tolong dan tewas. Karateka yang sedang mengasah diri untuk melatih mental dan fisik mendapatkan tantangan yang begitu nyata, gedung tempat latihan dirobohkan gempa, mereka harus berteriak histeris dan panik melihat kenyataan mereka ditimpa atap gedung dan meterial. Mereka harus bersusah payah keluar dengan merangkak sambil menangis dengan penuh luka dan cedera ditubuhnya.
Pada saat bersamaan di gedung Senayan Jakarta sedang dilakukan pelantikan orang2 terhormat dan dimuliakan dinegeri ini : DPR. Tidak tanggung2 biaya yang dikeluarkan untuk perhelatan ini 11 miliar, untuk kegiatan yang berlangsung tidak lebih dari 10 jam. Kalau itu dibagikan 11 orang miskin mungkin bisa untuk biaya menghidupi seluruh keluarganya samapi anak cucu buyut.
Sang Ketua terpilih memang sempat mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan memberikan empati atas bencana di Sumbar tersebut. Tapi rasa penasaran tentu menyelimuti pikiran kita semua, mengingat track record anggota dewan yang dulu2 selalu tidak memuaskan. Apakah dia akan benar2 membela rakyat denga mengorbankan sebagian kepentingannya, atau dengan mudah mengelabuhi rakyat dengan malah mengutamakan kepentingannya, memperkaya diri, memperkuat posisi agar tidak mudah tergurus sehingga ketamakannya bertambah subur.
Awal mulanya begitu peduli/care terhadap kesulitan hidup orang susah, orang miskin, rakyat yang tertimpa bencana, tetapi ternyata hanya sebatas bicara. Lama kelamaan karena sudah tidak di blow up media, mereka akan rasan2....ya bencana itu kan kehendak Tuhan mau apalagi, mereka yang tertimpa bencana dan cobaan itu pasti telah diberikan kekuatan sesuai beratnya cobaan yang mereka hadapi, kita teruskan pekerjaan kita...
Memang mereka di Jakarta tidak bisa melakukan sesuatu yang bersifat teknis berkaitan dengan penderitaan rakyat. Teteapi sifat boros dan borjuisnya itu, serta gaya2 mengeruk uang negara, model2 yang suka mendapatkan uang melalui program2 yang tidak semestinya itu mbok ya dihilangkan, diganti dengan bersimpati terhadap rakyat berpenghidupan susah. Tapi dasar bebal....
Pada saat bersamaan di gedung Senayan Jakarta sedang dilakukan pelantikan orang2 terhormat dan dimuliakan dinegeri ini : DPR. Tidak tanggung2 biaya yang dikeluarkan untuk perhelatan ini 11 miliar, untuk kegiatan yang berlangsung tidak lebih dari 10 jam. Kalau itu dibagikan 11 orang miskin mungkin bisa untuk biaya menghidupi seluruh keluarganya samapi anak cucu buyut.
Sang Ketua terpilih memang sempat mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan memberikan empati atas bencana di Sumbar tersebut. Tapi rasa penasaran tentu menyelimuti pikiran kita semua, mengingat track record anggota dewan yang dulu2 selalu tidak memuaskan. Apakah dia akan benar2 membela rakyat denga mengorbankan sebagian kepentingannya, atau dengan mudah mengelabuhi rakyat dengan malah mengutamakan kepentingannya, memperkaya diri, memperkuat posisi agar tidak mudah tergurus sehingga ketamakannya bertambah subur.
Awal mulanya begitu peduli/care terhadap kesulitan hidup orang susah, orang miskin, rakyat yang tertimpa bencana, tetapi ternyata hanya sebatas bicara. Lama kelamaan karena sudah tidak di blow up media, mereka akan rasan2....ya bencana itu kan kehendak Tuhan mau apalagi, mereka yang tertimpa bencana dan cobaan itu pasti telah diberikan kekuatan sesuai beratnya cobaan yang mereka hadapi, kita teruskan pekerjaan kita...
Memang mereka di Jakarta tidak bisa melakukan sesuatu yang bersifat teknis berkaitan dengan penderitaan rakyat. Teteapi sifat boros dan borjuisnya itu, serta gaya2 mengeruk uang negara, model2 yang suka mendapatkan uang melalui program2 yang tidak semestinya itu mbok ya dihilangkan, diganti dengan bersimpati terhadap rakyat berpenghidupan susah. Tapi dasar bebal....
Langganan:
Postingan (Atom)