Kamis, 01 Oktober 2009

Bebal

Rabu petang Padang-Pariaman dilanda gemap hebat, memakan korban yang begitu banyak, suasana keprihatinan tidak tergambarkan lagi, anak2 panik menangis kesana kemari meinta perlindungan sang ibu yang juga bingung atas kejadian yang baru saja dialami. Pelajar yang sedang menuntut ilmu ditimbun begitu saja dengan beton yang keras dan berat, tanpa sempat mengaduh ataupun berteriak minta tolong dan tewas. Karateka yang sedang mengasah diri untuk melatih mental dan fisik mendapatkan tantangan yang begitu nyata, gedung tempat latihan dirobohkan gempa, mereka harus berteriak histeris dan panik melihat kenyataan mereka ditimpa atap gedung dan meterial. Mereka harus bersusah payah keluar dengan merangkak sambil menangis dengan penuh luka dan cedera ditubuhnya.
Pada saat bersamaan di gedung Senayan Jakarta sedang dilakukan pelantikan orang2 terhormat dan dimuliakan dinegeri ini : DPR. Tidak tanggung2 biaya yang dikeluarkan untuk perhelatan ini 11 miliar, untuk kegiatan yang berlangsung tidak lebih dari 10 jam. Kalau itu dibagikan 11 orang miskin mungkin bisa untuk biaya menghidupi seluruh keluarganya samapi anak cucu buyut.
Sang Ketua terpilih memang sempat mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan memberikan empati atas bencana di Sumbar tersebut. Tapi rasa penasaran tentu menyelimuti pikiran kita semua, mengingat track record anggota dewan yang dulu2 selalu tidak memuaskan. Apakah dia akan benar2 membela rakyat denga mengorbankan sebagian kepentingannya, atau dengan mudah mengelabuhi rakyat dengan malah mengutamakan kepentingannya, memperkaya diri, memperkuat posisi agar tidak mudah tergurus sehingga ketamakannya bertambah subur.
Awal mulanya begitu peduli/care terhadap kesulitan hidup orang susah, orang miskin, rakyat yang tertimpa bencana, tetapi ternyata hanya sebatas bicara. Lama kelamaan karena sudah tidak di blow up media, mereka akan rasan2....ya bencana itu kan kehendak Tuhan mau apalagi, mereka yang tertimpa bencana dan cobaan itu pasti telah diberikan kekuatan sesuai beratnya cobaan yang mereka hadapi, kita teruskan pekerjaan kita...
Memang mereka di Jakarta tidak bisa melakukan sesuatu yang bersifat teknis berkaitan dengan penderitaan rakyat. Teteapi sifat boros dan borjuisnya itu, serta gaya2 mengeruk uang negara, model2 yang suka mendapatkan uang melalui program2 yang tidak semestinya itu mbok ya dihilangkan, diganti dengan bersimpati terhadap rakyat berpenghidupan susah. Tapi dasar bebal....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar