"nang endi ae rek gak pernah muncul?"
"golek umetan", jawaban yang mantap
Jawaban tersebut memberikan gambaran, betapa seseorang harus terus berupaya dan berjuang begitu keras, memutari atau mengelilingi pusaran nasib dan kehidupan - bahasa metafora karena tidak jelas pusat pusaran nasib itu dimana. Tetapi bisa dipahamai, bahwa memang seseorang selama hidup dikandung badan akan terus beraktivitas, yang berpusat pada cita-citanya, keinginannya, tujuannya, dan cintanya. Demi itu semua orang rela berangkat pagi pulang sore, berangkat ke utara atau timur pulang dari selatan atau barat, berangkat rapi dan necis pulang kumal, semua terjadi akibat seharian berputar mengelilingi seantaro harapan di muka bumi.
Di dalam teori fisika, benda yang bergerak diantara satu titik pusat tertentu dan mengambil jarak yang tetap pada titik tersebut di sebut gerak melingkar. Setiap benda yang bergerak melingkar akan mengalami gaya yang arahnya mengacu keluar dari pusat lingkaran yang disebut gaya sentrifugal. Rasakan ketika anda bermain coaster - roller coaster, jet coaster atau coaster2 yang lain - pada setiap puatara anda akan merasakan seolah akan dilempar keluar. Atau yang sering kita alami, jika kita mengendari mobil dan berbelok pada tikungan, maka kita akan merasakan gaya yang mendorong kita keluar tikungan. Jika kita belok ke kiri kita serasa akan dilempar ke kanan dan sebaliknya.
Besarnya gaya sentrifugal sebanding dengan massa benda, kuadrat kecepatan, dan berbanding terbalik dengan jari-jari kelengkungan lintasan. Benda yang massanya besar akan mengalami gaya yang paling besar, benda yang berputar lebih cepat akan mengalami gaya lebih besar, dan benda yang berputar dengan jari-jari kecil atau dekat dengan pusat akan mengalami gaya yang semakin besar. Gaya sentrifugal tersebut akan diimbangi oleh gaya yang menarik lingkaran, tergantung kejadian gerak melingkar - bisa gaya tegangan tali, bisa gaya normal bidang, gaya gravitasi, dan lain lain - gaya itu disebut gaya sentripetal. Selama gerak melingkar tersebut berlangsung, maka benda dikatakan dalam keadaan stasioner, dimana antara gaya sentrifugal dan gaya sentripetal seimbang.
Dari teori di atas, bisa diambil pelajaran fisika kebijaksanaan. Setiap orang bergerak dan beraktivitas kesana-kemari terikat oleh satu ikatan berupa keinginan, hasrat dan cita-cita serta cinta, yang menyebabkan seseorang akan berputar-putar di muka bumi, seperti benda yang bergerak melingkar. Sehingga mau tidak mau - sesuai hukum fisika - ia akan mengalami gaya sentrifugal. Gaya ini - penuh resiko - yang bisa membahayakan dirinya jika tidak mampu mengendalikan kelajuan dan jarak dari pusat pusaran. Gaya ini akan terus mendorongnya ke luar lintasan bahkan lepas samam sekali dari ikatannya. Besarnya gaya ini tergantung dari seberapa besar kita, seberapa besar laju aktivitas kita, sebreapa dekat kita dengan pusat pusaran.
Semakin besar seseorang, artinya usaha dan aktivitas yang dilakukan semakin besar, maka gaya tersebut semakin besar pula. Sehingga para pembesar, seperti pejabat, orang-orang terkenal - dari kalangan apapun , orang kaya, orang kuat, akan gaya sentrifugal yang lebih kuat daripada orang-orang kecil.
Semakin besar kelajuan aktivitasnya yang berarti pergerakan yang dilakukan memiliki laju yang sangat besar resiko terlempar oleh gaya sentrifugal akan semakin besar. Orang-orang dengan kegiatan yang padat dari pagi hingga malam, pagi di Surabaya sore harus sudah di Banjarmasin, siang di Bali, sorenya memberi seminar di Bandung, tergolong orang-orang dengan kalajuan aktivitas yang besar.
Pusat pusaran adalah titik pusat dimana seseorang akan berusaha sekuat tenaga menuju ke titik tersebut, namun tidak serta merta orang bisa mencapai titik itu. Karena seseorang harus mengitari dengan sabar dan ketekunan - tidak bisa dengan cuma-cuma menujunya - sehingga setiap upaya mendekatinya akan menyebabkan dorongan untuk terlempar keluar semakin besar.
Tuhan menciptakan segala sesuatu di jagat raya dengan kesimbangan penuh, salah satunya dengan mengatur sistem tersebut dengan perputaran atau rotasi. Oleh karena itu tidak penting bagi seseorang untuk berada di posisi yang mana, mau dekat dengan titik pusat atau jauh dengan titik pusat, tetapi yang penting adalah bagaimana seseorang harus bisa menjaga kesimbangan antara gaya yang menarik ke pusat dan gaya yang mendorongnya keluar. Hal itu bisa dilakukan dengan menjaga dan mengatur irama perputarannya (rotasi), jika kita merasakan gaya yang terlalu besar yang akan menyebabkan kita keluar lintasan (eksitasi), bisa mengurangi laju atau mengurangi kebesaran diri, atau menjaga jarak dari pusat pusaran. Sebaliknya, jika gaya yang menarik kita ke pusat terlalu kuat, bisa dimbangi dengan menambah kelajuan atau massa, atau mendekat ke pusat pusaran.
Setiap hari kita bergerak, setiap hari kita beresiko terpeleset keluar rel kehidupan kita. Oleh karena itu pandai-pandainya kita menjaga kesimbangan antara gaya sentrifugal dan gaya sentripetal kita masing-masing.