Benda elstis atau lentur adalah benda yang jika dikenai
gaya akan berubah bentuk dan atau ukurannya, ketika gaya tersebut dihilangkan,
benda akan kembali kepada bentuk semula. Material dengan bahan dasar karet
adalah salah satu contohnya. Karet jka ditarik akan molor panjang, dan begitu
tarikannya dihilangkan kembali ke ukuran semula. Atau kursi empuk, sebelum kita
duduki tebalnya 30 sentimeter, setelah badan kita hempaskan, ketebalannya
tinggal 10 cm, tetapi begitu kita tinggalkan kursi mengembang kembali seperti
semula. Itulah gambaran benda-benda elastis.
Dalam fisika, besaran yang menunjukkan keelastikan suatu
bahan adalah stress (tegangan), strain (regangan) dan modulus (kekenyalan).
Stress atau tegangan adalah besarnya beban per satuan luas yang diterima suatu
benda. Setiap benda elastis yang mendapatkan stress akan mengalami strain atau
regangan. Regangan adalah perbandingan antara perubahan panjang – akibat stress
– dengan panjang asalnya (mula-mula). Semakin lentur benda, maka regangannya
semakin tinggi, semakin mampu berubah bentuk dan kembali ke bentuk semula. Jika
karet ditarik sampai jauh tanpa putus dan mampu kembali seperti semula.
Beban
yang dialami seseorang dalam hidup menyebabkan seseorang – mau tidak mau – stress,
tegang. Tetapi sebaiknya jadilah orang yang mampu berlapang dada (untuk memperluas
permukaan bidang stress), dan yang lebih penting adalah jadilah elastis –
jangan kaku. Stress sehari-hari tidak mungkin dihindari, tetapi bagaimana kita
harus mampu mengelolanya dan memberdayakannya. Bagi orang yang mampu bersikap
elastis, maka tatkal stress begitu kuat melanda, dia hanya perlu bertahan,
meskipun hal itu menyebabkan jiwanya ‘pendeng’, tetapi tidak rusak sama sekali.
Dan ketika segala persoalan telah berlalu, maka akan kembali lagi seperti sedia
kala seperti tidak terjadi apa-apa. Ketika di kantor begitu banyak persoalan,
maka diselesaikan, dikerjakan satu per satu hingga selesai. Tentu membuat badan
lelah, pikiran terforsir, tenaga terkuras, tidak masalah ‘pendeng’ untuk
sementara waktu. Begitu semua selesai, dan tiba waktunya pulang, sampai di
rumah ‘normal kembali’ menyapa anak istri dengan baik, seperti tidak terjadi
apa-apa.
Hal yang berbeda terjadi pada orang yang tidak mampu
elastis jiwanya. Begitu banyak masalah di tempat kerja, pikiran terforsir,
badan lelah, tegang, sekian banyak perkerjaan menyebabkan jiwanya ‘remuk’.
Sepulang dari tempat kerja, bertemu dengan keluarganya, masih terbawa suasan
tegang di kantor, jiwanya tidak mampu kembali ke bentuk semula. Maka ketika dipicu
sedikit masalah di rumah yang terjadi adalah kemarahan hebat, jiwanya ‘pecah’ –
stroke.
Itulah bedanya yang elastis dan yang tidak elastis, bedanya karet dengan
keramik. Bahan karet jika terkena beban akan ‘pendeng’ tetapi dapat kembali ke
bentuk asal, tidak rusak dan tidak pecah. Ada stress, maka strain. Tetapi bahan
dari keramik atau kaca, mungkin lebih kuat, tetapi bila terkena beban yang
melebihi batas, akan langsung rusak, pecah. Terkena stress , maka menjadi
stroke